Senin, 16 Juni 2008

Kado anniversary

Ternyata tgl 12 Juni'08 sore, mas kasih kado buat aku dan Bimbim. Dibungkus rapi. Isinya aku dikasih jaket warna hitam (tau aja jaketku dah buluk bgt), Bimbim dapet kaos gambar mobil balap. Bimbim kliatan suka banget, diliatin, ditempel-tempel dibadan. Padahal biasanya klo dapat baju cuek, lain klo dapet mainan. Tapi sayangnya gak kekecilan. Wah mas ga sadar apa klo anaknya tuh dah tambah besar. Eh..ya t-shirt yang aku kasih ke mas ternyata juga kekecilan. Sayang deh! ya gitulah klo beli2 ga ngajak2 niatnya surprise tapi mubazir. Ntar diganti deh mas, yang ini buat aku pake aja..hi..hi.

Kamis, 12 Juni 2008

3th Anniversary


Hari ini genap 3 tahun ulang tahun pernikahanku dengan mas. Ga ada yang istimewa, tepatnya belum ada. Tadi pagi aku kasihin mas t-shirt warna coklat. Kayaknya dah lama bgt ga beli t-shirt, yang dibeli baju kerja melulu. Mas sendiri minta maaf ga bisa kasih apa2 soalnya lg ga punya byk duit. Halah gapapa, mas.

Tapi semalem kita sempet muter2 (naek motor), kebetulan Bimbim tidurnya cepet jam 7 dah merem dan mas ga ambil jadwal kerjanya. Jalan2nya dari rumah ke simpanglima trus balik lagi. Sempet mampir makan di warung tenda pinggir jalan. Mas beli nasi goreng aku nyicipin sup udang (ga begitu enak, amis).

Sebenarnya aku pengen sesuatu yang istimewa lagi, tapi apa ya?



Jumat, 06 Juni 2008

everything will be fine

Ketika sedang jatuh, ketika sedang merasa terpuruk, tidak ada yang bisa dipikirkan selain mengapa ini bisa terjadi? Kenapa? Lalu mencari kambing hitam, mencari pelarian. Bahkan akal sehatpun ga bisa bicara.
Tapi aku yakin, dalam keadaan yang tersulit sekalipun semua akan terlewati juga. Dan pada akhirnya akan baik-baik saja. Yah...everything will be fine. Jadi hadapi dan jalani, semua itu adalah proses.

Kamis, 05 Juni 2008

Bertemu sahabat

Siang ini aku ketemu sahabat lamaku. Sahabat jaman SMA, namanya Ita. Serasa semua udah diatur, pas banget. Pas aku lagi butuh temen ngobrol, eh tiba-tiba tadi pagi dia sms. Sebenernya iseng aja, karena lewat depan kantorku jadi inget ama aku. Halah, kok cuma gara2 gitu aja ya. Langsung deh aku ajakin ketemuan sambil makan siang bareng. Siplah..

Aku seneng banget ada temen ngobrol gini. Dah 2 tahun lebih lho ga ketemu. Lama juga, tapi kayaknya belum banyak yang berubah. Masih aja kayak dulu, rame banget orangnya. Jadinya ga garing, bisa ngobrol ngalur ngidul. Lumayanlah aku jadi terhibur n bisa kangen-kangenan.
Tapi aku sebenernya prihatin juga sih ama dia, abis udah umur gini belum juga merit. Gimana juga, namanya jodoh dah ada yang atur kan? Agak susah juga klo udah terlanjur mandiri, biasa punya urusan sendiri, putusin sendiri. Untuk bertoleransi sama calon pendamping hidup itu bisa jadi urusan yang rumit. Beda dikit aja dah males. Apalagi klo baru mulai dah ga nyambung, alamat deh. Kata sohibku itu, sekarang ini tambah makin sulit aja buat cari calon suami. Kenapa? Disamping karena jumlah laki2 lebih sedikit daripada perempuan, ditambah lagi makin banyak saingan. Maksudnya? Maksud dia saingannya ga cuma cewek tapi juga ketambahan para gay. Ha…ha.. ada-ada aja deh.
Ya gitu deh dia, tetep riang gembira. Sukanya, dia tuh kliatan enjoy aja ama hidupnya. Jalan kemana aja sesukanya, traveling, alone lagi. Kali-kali aja jodohku ada di tempat2 yang aku lewatin, mungkin di airport atau stasiun, katanya...hihi..klo jodohnya seorang porter gmn?
Makanya aku salut deh liat dia, ga sekalipun cengeng (ya ga sih Ta?) Aku sih cuma berdoa aja biar dia bisa dikasih jodoh deket n yang baik. Amin.

Btw, makasih ya Ta untuk waktunya nemenin aku siang ini, walaupun cuma 1 jam aja tapi dah berharga banget buatku. See u next time!

Rabu, 04 Juni 2008

.......

Ketika aku punya masalah dan bersedih, jarang sekali aku bercerita pada sahabat2ku. Aku merasa hanya akan membebani meraka, merepotkan. Kadang aku merasa bahwa mreka tdk benar2 mendengar, apalagi membantu. Mungkin itu hanya perasaanku saja (??). Makanya buatku, sahabat adalah diriku sendiri.
Kalau aku sudah tidak tahan lagi, aku hanya akan menangis sendiri. Sekeras-kerasnya, hingga aku puas. Terkadang aku pergi. Seringnya aku sekedar jalan2 ke mal, atau ke tempat aku suka, sendirian. Sekedar melampiaskan pikiran yang penat.

Sekarangpun, ketika sudah berpasangan aku tetap tidak bisa curhat langsung. Saat bermasalah dengannya, aku sulit sekali ngomong. Paling aku hanya nangis sendiri, atau nulis. Sebenarnya sangat tidak enak. Aku ingin bisa merubahnya. Tapi sepertinya tidak mudah.
Kali ini aku coba nulis sebuah surat. Aku cuma ingin sampaikan unek2-ku & apa yang aku rasakan. Cuma itu, biar dia tau. Seperti yang pernah aku dengar tentang sebuah hubungan. Kita kan bukan malaikat yang bisa tau apa yang dirasakan dan dimaui pasangan or orang lain. Kita cuma manusia biasa, kalau tidak tahu ya harus bertanya, kalau ingin pasangan/orang lain kita tau ya crita.
Dan semua itu memang betul2 ada hasilnya. Walaupun hasil dari komunikasi tertulis itu tetap saja membuat aku menangis. Dan tangis yang lebih keras karena aku tak tahu harus bagaimana. Karena aku telah menyakitinya. Dan aku tidak menyadarinya.

Sebuah pertanyaan. Apa jadinya jika pasangan tidak lagi punya rasa percaya padaku ? Aku merasa ga sempurna lagi dimatanya, aku merasa ga utuh lagi, aku merasa sangat hina dan tak perdaya. Kalau sudah begitu, apalah artinya aku sebagai istri buatnya. Ga ada artinya kan? Jadi aku cuma status, jika hubungan ini masih bertahan. Lalu apa arti hidupku ini? Aku apa? Siapa? Aku bukan apa2.

Pada akhirnya aku hanya berserah pada Pembuatku. Mencoba untuk ikhlas.

Selasa, 03 Juni 2008

Pujaan hati

Saat duduk berdekatan malam itu. Kulihat penuh seluruh wajahmu. Hampir tak ada yang berubah. Tapi kuakui aku semakin memujamu, mengagumimu. Wajah itu, wajah yang pernah mempesonaku dulu, hampir sepuluh tahun yang lalu saat aku pertama bertemumu. Bukan cuma itu, tapi semua milikmu adalah yang terindah bagiku.

Selalu saja aku bertanya pada diriku. Apa yang aku punya hingga kau mau menjadi milikku? aku merasa serba kekurangan, aku merasa bukan apa-apa. Dan semakin kurasakan itu saat aku menatapmu. Betapa banyak yang telah kau beri untukku. Bahkan akupun takkan sanggup tuk membalasnya.


Masih saja aku merasa kecil di dekatmu, cintaku. Pujaan hatiku, maafkanlah aku.